Namaku A, adikku B, kakakku C
selebriti 4:11 AM
Setya News - Apa nama terpendek orang yang kaukenal?
Tadi aku membongkar bundel majalah lama. Ketemulah sebuah artikel unik di majalah D&R edisi 7 September 1996, dan telah kusarikan berikut ini.
Sepasang suami-istri, Ali Mas’ud dan Kismawati, di Desa Sinanggul, Jepara, Jawa Tengah, memiliki anak dengan nama yang sangat pendek: N. Ya, N saja. Dan nama ini merepotkan mereka.
Ketika hendak mengurus akta kelahiran di Kantor Catatan Sipil [KCS], petugas sempat tak percaya dan tidak mau begitu saja mengeluarkan surat. Hingga 10 bulan berkas si anak diproses. Akhirnya, setelah pihak KCS menyelidiki dan percaya, barulah mereka bikin akta kelahiran. Dan yang meneken akta itu bukan Kepala KCS seperti biasanya, tapi langsung oleh Bupati Jepara. Juga bila mereka berobat ke puskesmas atau rumah sakit, sering kali dokter atau petugas puskesmas berdebat panjang soal nama itu. Dikira mereka sedang bercanda menyebut nama anak yang cuma satu huruf.
Menurut Ali dan Kismawati, nama N muncul karena terilhami sebuah ceramah di pondok pesantren di desa mereka yang menganjurkan orangtua memberi nama muslim pada anak-anak. Lalu dia memilih N, yang merupakan huruf pertama dari kata “Nun” dalam Al-Quran. “Hanya Allah yang tahu maknanya,” ucap Ali.
Nama unik ini akhirnya sampai ke telinga Jaya Suprana, Ketua Museum Rekor Indonesia alias Muri. Setelah melewati sejumlah klarifikasi, Muri pun menyematkan penghargaan kepada N sebagai pemegang rekor nama terpendek di dunia.
Setelah nama N masuk Muri, bermunculanlah sejumlah nama yang terdiri dari hanya satu huruf yang juga ingin diakui sebagai terpendek di dunia. Misalnya dari Solo ada orang bernama A. Tapi setelah dicek, A sudah meninggal. Dari Magelang muncul bekas kepala desa, Soekarno, yang memiliki 12 anak — enam orang bernama masing-masing satu huruf: A, B, C, D, P, dan J. Sayang, mereka semua sudah meninggal, kecuali D yang berusia 59 tahun.
Nama pendek D juga memiliki kisah seru. Bila berurusan dengan aparat seperti polisi, dia selalu diminta menjelaskan kepanjangan namanya. Karena merasa jadi sering repot, akhirnya dia merevisi namanya itu setelah menikah menjadi D Sastro Atmodjo.
Kakaknya, P, lebih ironis. Pada masa penjajahan, P sampai dicari-cari tentara Belanda. Ia disangka anggota kelompok Pandem yang kala itu sangat disegani Belanda. Akhirnya ketemu. Sudah berulang-kali dijelaskan bahwa namanya memang P dan tidak ada kaitannya dengan kelompok Pandem. Namun tentara Belanda tetap tidak percaya, hingga kemudian P ditembak.